Tips Praktis Ajarkan Balita Berpuasa
25 Jul 2013
Sebuah Tips - Anak belajar dengan cara mengamati, meniru, dan melihat segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Ketika dirinya melihat kedua orangtua serta anggota keluarga lain yang tinggal serumah berpuasa hingga waktu magrib tiba, ia pun ingin mencoba melakukan hal sama. Ia ingin cara berpuasa seperti yang dilakukan orang-orang terdekatnya.
Namun diperlukan ketelatenan dan kesabaran saat menanamkan ritual berpuasa ini pada anak. Pendekatan secara individual, sesuai dengan tahap perkembangan anak, persuasif, serta dengan strategi yang benar, amat disarankan kala melatih anak berpuasa. Berikut beberapa contoh cara yang bisa dilakukan orangtua:
* Ceritakan mengenai manfaat berpuasa sesuai dengan tingkat pemahaman anak.
* Agar bisa bangun sahur, anak sebaiknya tidak tidur terlalu larut. Menjelang tidur malam, beri tahu anak bahwa ia akan dibangunkan malam nanti untuk makan sahur. Ketika akan sahur, bangunkan anak secara perlahan dengan penuh kesabaran. Kebanyakan anak akan sulit dibangunkan dan kalau pun bangun jadinya uring-uringan.
* Menu makanan sahur sebaiknya betul-betul disukai anak. Dengan begitu, bahan-bahan makanan mungkin mesti diolah dengan kreatif agar anak mau melahapnya.
* Bagi anak yang baru pertama belajar berpuasa, lakukan latihan secara bertahap. Awalnya, anak boleh berbuka minum saja pada pukul 09.00, kemudian berbuka dengan makanan pada pukul 12.00. Setelah itu disambung lagi puasanya hingga magrib.
Adanya latihan dengan mekanisme seperti ini membuat kerja pencernaannya tidak “kaget.” Anak akan terbiasa dan ketika tahun depan bertemu bulan puasa lagi anak sudah mempunyai kesiapan mental bahwa dirinya pernah merasakan berpuasa seperti itu.
* Pemberian rewards kepada anak yang belajar berpuasa boleh saja dilakukan. Terutama bagi anak yang masih kecil yang pola pikirnya masih konkret, sehingga ia akan mengaitkan puasa dengan sesuatu yang menyenangkan. Namun, ketika anak sudah bertambah usianya di mana cara berpikirnya sudah lebih berkembang, pendekatan semacam itu tidak perlu lagi digunakan. Di usia sekolah, anak sudah harus memiliki kesadaran beragama.
Selain itu, yang perlu Anda perhatikan, meskipun saat puasa meski waktu makan berkurang (dari tiga kali menjadi dua kali), sebaiknya porsi makan anak tetap. Perhatikan juga komposisi gizinya. Makanan anak harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Kala berbuka, porsi makan anak sebaiknya menjadi satu setengah kali dari biasanya. Sekali lagi tentu dengan pemberian yang bertahap. Satu porsi setelah salat Maghrib, dan setengah porsi setelah tarawih. Anak-anak yang sedang dalam kondisi tidak sehat atau sakit dibolehkan tidak berpuasa.
Keluhan saat puasa
Keluhan saat puasa sangat beragam dan individual sifatnya. Keluhan seperti lapar dan haus sebetulnya sudah bisa diatasi oleh anak. Apalagi pada anak yang sudah pernah berlatih berpuasa secara bertahap.
Anak-anak gemuk seharusnya bisa tahan puasa karena dia memiliki cadangan energi yang berlebih pada tubuhnya. Hanya saja, karena ia biasa makan banyak dan mengunyah camilan, berpuasa lebih terasa sulit baginya. Anak gemuk biasanya tidak tahan kalau tidak makan. Namun bisa tetap diupayakan untuk dilatih secara bertahap. (kaskus.co.id/hard.lock)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar